Thursday, March 31, 2016

Sosialisasi Kartu Jakarta Pintar di SMK Muhammadiyah 5 Jakarta dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building bersama Teach For Indonesia (Day 2 - Sosialisasi)

Sosialisasi Kartu Jakarta Pintar di SMK Muhammadiyah 5 Jakarta dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building bersama Teach For Indonesia

Day 2 – Sosialisasi Kartu Jakarta Pintar di SMK Muhammadiyah 5 Jakarta





Kelas
: LB02
Dosen
: Nuah P. Tarigan (D3721)
Waktu
: Senin, 28 Maret 2016
Pukul
: 08:00 WIB – 10:00 WIB
Lokasi
: SMK Muhammadiyah 5 Jakarta
No.18, Jl. Tm. Bend. Jatiluhur, Bend. Hilir, Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia

Tim yang Hadir:
Ketua: Vincent Limonty (1701310124)
Anggota:
1. Anneke Dwi Sesarika Rahmanto (1701316166)
2. Arthur Gilbert Wongka (1701315743)
3. Christian Anthony (1701309444)
4. Genesius Hartanto (1701308971)
5. Ibnoe Rafeylito (1701325965)
6. Veronica Ong (1701317660)
7. Yonathan Condro (1701291056)

Tim yang tidak Hadir: -


Dari kiri ke kanan:
Ibnoe Rafeylito (1701325965), Yonathan Condro (1701291056), Genesius Hartanto (1701308971), Anneke Dwi Sesarika Rahmanto (1701316166), Arthur Gilbert Wongka (1701315743), Vincent Limonty (1701310124), Veronica Ong (1701317660), Christian Anthony (1701309444)


Dari atas ke bawah, kiri ke kanan:
Yonathan Condro (1701291056), Christian Anthony (1701309444), Ibnoe Rafeylito (1701325965), Genesius Hartanto (1701308971), Arthur Gilbert Wongka (1701315743),
Veronica Ong (1701317660), Anneke Dwi Sesarika Rahmanto (1701316166), Vincent Limonty(1701310124)


(Dokumentasi tambahan terlampir di bawah blog post ini)


ISI
a. Teori yang diajarkan pada Character Building: Professional Development
Untuk project CB semester ini kami memutuskan untuk membahas tentang sistem KJP yang sedang dilakukan di Jakarta. Tujuan kami adalah untuk membuat siswa dan siswi SMK Muhammadiyah 5 lebih memahami apakah KJP dan bagaimana cara menggunakannya dengan benar. Teori CB yang kami gunakan disini berputar pada teori etika dimana dana KJP harus digunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan. Pada hari kegiatan kami mempresentasikan tentang pengertian KJP dan asal-usulnya serta benda-benda apa saja yang boleh dibeli dengan dana KJP. Juga sebagai penutup kami menjelaskan secara detil apa yang tidak boleh dilakukan dengan dana KJP. Seperti pembelian rokok, baju-baju kasual, mencairkan dana menjadi tunai, dll.

b. Persiapan untuk kegiatan dan pembelajaran apa yang diterapkan dari Character Building: Professional Development
Sebagai persiapan kami membuat slide powerpoint yang berisikan data-data mengenai KJP dan larangannya. Agar kami dapat melaksanakan kegiatan pada hari tersebut kami membuat janji dengan kepala sekolah dari SMK Muhammadiyah 5 untuk membuat janji temu dan mengatur jadwal agar para murid tidak melewatkan kelas mereka. Setelah mencocokkan jadwal, pada hari kegiatan kami berangkat bersama menggunakan uber car pada jam 6 pagi. Kelompok kami sepakat untuk mengenakan jas almamater universitas binus untuk menunjukkan bahwa kami adalah representasi binus pada kegiatan ini. Untuk materi yang kami ajarkan kami menerapkan pembelajaran tentang teori etika dan bertanggung jawab, hal-hal ini kami terapkan pada penggunaan KJP sebagai pelajar dan apa yang tidak boleh dilakukan dengan dananya. Sebagai contoh dalam etika. Beberapa murid SMA/SMK bisa dikatakan suka membeli rokok. Hal ini pun juga dilakukan oleh beberapa murid yang memiliki KJP dan dengan melakukan hal tersebut mereka telah menggunakan dana yang diberikan pemerintah untuk hal yang tidak berkaitan dengan pendidikan. Hal seperti ini pun menunjukkan kualitas decision making para siswa dan siswi ini saat diberikan kesempatan untuk memegang uang yang cukup besar. Untuk menghindari hal seperti ini presentasi kami menekankan bahwa program KJP ini merupakan suatu berkah dan hadiah yang sangat berarti dari pemerintah dan sepantasnya tidak di salah gunakan. Dengan mendekati sisi simpati para murid kami berharap dapat menyadarkan mereka atas rezeki yang mereka dapatkan dengan KJP ini.

c. Metode Pengajaran
Metode pengajaran yang kami terapkan saat mensosialisasikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) adalah dengan metode classroom dimana siswa-siswi penerima KJP dibagi ke dalam 2 kelas besar dengan satu kelas berisi 81 siswa dan kelas lainnya berisi 60 siswa. Kami membagi kelompok kami menjadi 2 kelompok kecil beranggotakan masing-masing 4 orang untuk memimpin dan mengatur jalannya sosialisasi di masing-masing kelas. Sosialisasi di tiap kelas dimulai dengan perkenalan para narasumber, yaitu kami kepada para siswa di dalam kelas, lalu dilanjutkan dengan pembagian kertas pre-test untuk mengetahui tingkat pengetahuan para siswa penerima KJP tentang program KJP itu sendiri. Setelah selesai melakukan pre-test, maka presentasi pun dilakukan. Sembari presentasi dilakukan, salah satu dari kami mulai menilai seberapa tinggi pengetahuan para siswa tentang program KJP ini melalui jawaban mereka di pre-test. Saat presentasi telah usai, kami membuka sesi pertanyaan kepada para murid yang ingin bertanya, dan kami juga memberikan beberapa pertanyaan untuk mengklarifikasi pengertian mereka tentang program KJP setelah dijelaskan melalui presentasi.
Dengan membagi siswa-siswi penerima KJP ini ke dalam 2 kelas, sosialisasi KJP bisa kami lakukan dengan lebih efisien baik dari segi waktu dan penyampaian juga menjadi lebih jelas. Metode ini adalah metode yang cukup bagus untuk diterapkan karena melalui sesi presentasi kamu bisa menekankan beberapa hal penting yang merupakan esensi dari program KJP ini, selain itu melalui sesi tanya-jawab di dalam kelas, kami juga bisa lebih mengetahui akan pemahaman para murid tentang program ini serta membantu para siswa untuk dapat lebih mengerti tentang hal-hal yang masih belum mereka pahami.

Hal yang masih harus diperbaiki dari metode ini adalah cara untuk bisa lebih berbaur dengan para siswa di dalam kelas karena saat kami membuka sesi tanya-jawab, para murid masih merasa malu untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan dari kami meskipun sebenarnya mereka tahu jawaban dari pertanyaan yang kami ajukan. Dengan menciptakan suasana yang lebih membaur, para murid mungkin bisa merasa lebih nyaman untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.

d. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja yang sudah kami lakukan berdasarkan hasil survey pre-test dan post-test terhadap para murid, pengertian para murid tentang KJP meningkat pesat setelah kami melakukan sosialisasi dan presentasi terhadap mereka jika dibandingkan dengan sebelum kami melakukan sosialisasi. Dari data statistik yang telah kami buat bersumber dari jawaban para murid dari survey pre-test dan post-test menunjukkan bahwa 92,2 % dari total 141 murid telah mengerti tentang program KJP ini dengan baik setelah dilakukannya sosialisasi. Selain itu, para murid juga dapat menjawab pertanyaan yang kami ajukan dengan baik saat sesi tanya-jawab.

Sedangkan untuk pengukuran kinerja kami kepada pihak sekolah, terutama kepala sekolah, kami mendapatkan feedback yang baik dari pihak sekolah karena sikap kami yang sopan dan juga datang tepat waktu. Kami juga disambut dengan hangat oleh ibu kepala sekolah dan kami juga terus mengedepankan sikap sopan santun dan juga profesional saat berkomunikasi dengan pihak sekolah.




EVALUASI
Evaluasi dilakukan dlm 2 hal:
-Evaluasi Eksternal :
Secara keseluruhan, SMK Muhammadiyah 5 Jakarta memberikan respon positif terhadap kegiatan sosialisasi yang kami selenggarakan pada tanggal 28 April 2016 lalu. Pada laporan tertulis, Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 5 mengatakan bahwa seluruh kegiatan terlaksana dengan tertib dan lancar.

-Evaluasi Internal:
Evaluasi internal disampaikan khusus oleh ketua kelompok tim ini, yaitu Vincent Limonty.
Saya, Vincent Limonty, Ketua kelompok yang melakukan sosialisasi KJP di SMK Muhammadiyah 5 Jakarta merasa sangat bangga memiliki anggota kelompok yang bisa diandalkan satu sama lain dan paham akan job desk masing-masing yang dijalankan dengan sangat baik pada hari H. Banyak sekali yang bisa dijadikan panutan baik dari sisi ketua maupun anggota kelompok. Contohnya saja tentang disiplin waktu, Tim berkumpul di lokasi sosialisasi tepat waktu sesuai dengan yang sudah disepakati, walaupun ada anggota yang sedikit terlambat karena berhalangan, tetapi tidak sampai mengganggu proses sosialisasi KJP dan dapat dijalankan dengan tepat waktu.

Dari sisi materi sosialisasi, kelompok kami menggunakan slide default “Materi Sosialisasi KJP” untuk dipresentasikan kepada siswa/I dengan terlebih dahulu memahami materi presentasi. Dan untuk lembar jawaban pre-test dan post-test materi KJP juga sudah kami siapkan sebelum melaksanakan proses sosialisasi. Dari sisi pembicara, pembicara di kelas 1 (Vincent Limonty) dan kelas 2 (Ibnoe Rafeylito) menyampaikan materi dengan baik dan berinteraksi langsung dengan peserta sosialisasi dengan mengadakan sesi tanya jawab.

Dan saya dan tim juga sepakat, kami telah menggunakan etika dan norma-norma yang baik dan santun pada saat melakukan sosialisasi, karena kami merupakan cerminan dari Universitas BINA NUSANTARA dan sudah selayaknya bersikap demikian.


PENUTUP
a. Hasil Kegiatan
Pada hari ke-2 dalam menjalani project CB-Professional Development, kami mengunjungi sekolah SMK Muhammadiyah 5 yang berlokasi di Bendungan Hilir untuk memberikan penyuluhan kepada siswa tentang tata cara penggunaan, hal-hal yang boleh dan tidak boleh seputar pemakaian Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan kegunaan dari KJP itu sendiri.

Pada hari H penyuluhan ini, kami membagikan 2 lembar tes jawaban yang dibagi menjadi 2 sesi, yaitu tes sebelum penyuluhan diberikan dan tes sesudah penyuluhan diberikan. Peserta penyuluhan akan mengisi beberapa pertanyaan tentang sejauh mana mereka memahami tentang KJP.

Dalam proses penyuluhan kami mengadakan sesi tanya jawab di akhir penyuluhan dan menguji seberapa jauh pemahaman peserta didik tentang KJP. Setelah memberikan penyuluhan, kami membagikan lembaran tes kembali.

b. Kesimpulan tiap kegiatan
Kesimpulan akan kami bagi menjadi 3, yaitu bagian Pre-test, Proses penyuluhan, dan Post-Test.
Pre-test
Yaitu tes yang diadakan sebelum kami mengadakan penyuluhan KJP, dari hasil pre-test yang sudah kami susun disini peserta didik masih banyak jumlah nya yang kurang memahami apa itu KJP maupun cara penggunaannya secara benar (presentase keberhasilan tes yang kami tetapkan yakni >= 70%).

Proses Penyuluhan
Proses mengenai berjalannya penyuluhan, penyuluhan berjalan secara interaktif dengan sesi tanya jawab di akhir penyuluhan. Peserta juga memiliki antusias yang besar dalam menyimak penyuluhan.

Post-test
Yaitu tes yang diadakan sesudah kami mengadakan penyuluhan KJP. Karena besarnya antusias para peserta, sehingga hasil post-test yang berhasil mencapai 85% dari keseluruhan peserta.

Sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan dari CB : Professional Development terhadap penyuluhan ini, “learning by doing” kami mengadakan penyuluhan kepada peserta agar para peserta memahami konsep dari KJP dan dapat mengaplikasikan metode penggunaan dan program KJP dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pengaplikasian KJP yang sesuai metode yang sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan, secara otomatis para peserta melakukan pembelajaran dengan langsung mempraktikan program KJP dalam kehidupan sehari-hari.

Kelompok
Keterangan Tes
PASS (Lulus)
> 70% jawaban benar
NOT PASS (Tidak lulus)
< 70% jawaban benar
PERFECT
(benar semua)
100% jawaban benar
Kelompok 1
Pretest
74.07%
(60 siswa)
11.12%
(9 siswa)
14.81%
(12 siswa)
Posttest
19.75%
(16 siswa)
0%
(0 siswa)
80.25%
(65 siswa)
Perbedaan pretest-posttest
- 54.32%
- 11.12%
+ 65.44%
Kelompok 2
Pretest
73.05%
(43 siswa)
17.73%
(16 siswa)
9.22%
(1 siswa)
Posttest
36.17%
(35 siswa)
7.80%
(11 siswa)
56.03%
(14 siswa)
Perbedaan pretest-posttest
- 36.88%
- 9.93%
+ 46.81%
Tabel hasil Pretest dan Posttest siswa-siswi SMK Muhammadiyah 5 Jakarta


c. Koreksi dan Evaluasi
Dalam kegiatan kali ini, seluruh tim ikut berpartisipasi dengan memberikan penyuluhan kepada siswa-siswi SMK Muhamadiyah 5 Jakarta. Tiap anggota mengambil peran dalam berbagai hal: menjelaskan slide serta menjelaskan informasi yang ditampilkan di dalam slide, membagikan pre-test dan post-test kepada siswa-siswi yang mengikuti kegiatan sosialisasi, berinteraksi dengan siswa-siswi, dan mendokumentasikan rangkaian acara.

Evaluasi dari hasil penyuluhan ini yaitu agar membuat penyuluhan lebih menarik lagi, menggunakan metode yang lebih efektif lagi guna meningkatkan lagi angka presentase keberhasilan dari penyuluhan tersebut.

d. Informasi Peserta
Jumlah peserta pada kegiatan kedua (sosialisasi Kartu Jakarta Pintar kepada siswa-siswi SMK Muhammadiyah 5 Jakarta) ada 150 orang, meliputi:
1. Pihak SMK Muhammadiyah 5 Jakarta
- Ibu Siti Fathonah, sebagai Ibu Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 5 Jakarta
2. Siswa-siswi SMK Muhammdiyah 5 Jakarta
- Siswa-siswi kelas 10 (SMK 1) SMK Muhammadiyah 5 Jakarta, berjumlah 81 orang.
- Siswa-siswi kelas 11 (SMK 2) SMK Muhammadiyah 5 Jakarta, berjumlah 60 orang.
Sehingga total siswa-siswi SMK Muhammadiyah 5 Jakarta yang menjadi partisipan dalam kegiatan sosialisasi ini sebanyak 141 orang.
2. Pihak Binus University
- Vincent Limonty, sebagai ketua dari tim Character Building: Professional Development kami untuk project program sosialisasi Kartu Jakarta Pintar.
- Anneke Dwi Sesarika Rahmanto, sebagai anggota dari tim Character Building: Professional Development kami untuk project program sosialisasi Kartu Jakarta Pintar.
- Arthur Gilbert Wongka, sebagai anggota dari tim Character Building: Professional Development kami untuk project program sosialisasi Kartu Jakarta Pintar.
- Christian Anthony, sebagai anggota dari tim Character Building: Professional Development kami untuk project program sosialisasi Kartu Jakarta Pintar.
- Genesius Hartanto, sebagai anggota dari tim Character Building: Professional Development kami untuk project program sosialisasi Kartu Jakarta Pintar.
- Ibnoe Rafeylito, sebagai anggota dari tim Character Building: Professional Development kami untuk project program sosialisasi Kartu Jakarta Pintar.
- Veronica Ong, sebagai anggota dari tim Character Building: Professional Development kami untuk project program sosialisasi Kartu Jakarta Pintar.
- Yonathan Condro, sebagai anggota dari tim Character Building: Professional Development kami untuk project program sosialisasi Kartu Jakarta Pintar.



Dokumentasi Tambahan
Kelompok 1

Foto bersama (Kelompok 1)

Dari kiri ke kanan:
Arthur Gilbert Wongka (1701315743), Yonathan Condro (1701291056), Vincent Limonty (1701310124), Anneke Dwi Sesarika Rahmanto (1701316166)


Suasana kelas Kelompok 1

Dari kiri ke kanan:
Anneke Dwi Sesarika Rahmanto (1701316166), Vincent Limonty (1701310124), Yonathan Condro (1701291056)

Suasana kelas Kelompok 1

Dari kiri ke kanan:
Arthur Gilbert Wongka (1701315743), Vincent Limonty (1701310124), Yonathan Condro (1701291056)

Dari kiri ke kanan:
Anneke Dwi Sesarika Rahmanto (1701316166), Vincent Limonty (1701310124), Yonathan Condro (1701291056)

Dari kiri ke kanan:
Arthur Gilbert Wongka (1701315743), Yonathan Condro (1701291056), Vincent Limonty (1701310124), Anneke Dwi Sesarika Rahmanto (1701316166)

Dari kiri ke kanan:
Yonathan Condro (1701291056), Anneke Dwi Sesarika Rahmanto (1701316166), Vincent Limonty (1701310124)


Kelompok 2

Genesius Hartanto (1701308971)

Dari kiri ke kanan:
Ibnoe Rafeylito (1701325965), Genesius Hartanto (1701308971)

Dari kiri ke kanan:
Christian Anthony (1701309444), Ibnoe Rafeylito (1701325965)

Dari kiri ke kanan:
Christian Anthony (1701309444), Ibnoe Rafeylito (1701325965)

Veronica Ong (1701317660)

Suasana kelas kelompok 2

Dari kiri ke kanan:
Genesius Hartanto (1701308971), Ibnoe Rafeylito (1701325965), Christian Anthony (1701309444), Veronica Ong (1701317660)


Saturday, March 26, 2016

Sosialisasi Kartu Jakarta Pintar di SMK Muhammadiyah 5 Jakarta dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building bersama Teach For Indonesia (Day 1 - Perizinan)

Sosialisasi Kartu Jakarta Pintar di SMK Muhammadiyah 5 Jakarta dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building bersama Teach For Indonesia

Day 1 – Permintaan Perizinan ke SMK Muhammadiyah 5 Jakarta




Kelas
: LB02
Dosen
: Nuah P. Tarigan (D3721)
Waktu
: Selasa, 22 Maret 2016
Pukul
: 10:00 WIB – 12:00 WIB
Lokasi
: SMK Muhammadiyah 5 Jakarta
No.18, Jl. Tm. Bend. Jatiluhur, Bend. Hilir, Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia

Tim yang Hadir:
Ketua: Vincent Limonty (1701310124)
Anggota:
1. Anneke Dwi Sesarika Rahmanto (1701316166)
2. Arthur Gilbert Wongka (1701315743)
3. Christian Anthony (1701309444)
4. Genesius Hartanto (1701308971)
5. Ibnoe Rafeylito (1701325965)
6. Veronica Ong (1701317660)
7. Yonathan Condro (1701291056)

Tim yang tidak Hadir: -


Dari kiri ke kanan:
Veronica Ong (1701317660), Christian Anthony (1701309444), Yonathan Condro (1701291056), Arthur Gilbert Wongka (1701315743), Ibnoe Rafeylito (1701325965), Ibu Siti Fathonah (Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 5 Jakarta), Vincent Limonty (1701310124), Anneke Dwi Sesarika Rahmanto (1701316166), Genesius Hartanto (1701308971)

ISI
a. Teori yang diajarkan pada Character Building: Professional Development
Universitas Bina Nusantara Mempunyai pandangan bahwa Mahasiswa harus memiliki tidak hanya mutu dalam pendidikan akan tetapi mahasiswa juga harus mengetahui dasar-dasar etika yang berlaku di masyarakan sehingga dapat menjadi panutan masyarakat dalam hal berperilaku, oleh karena itu universitas Bina Nusantara menyediakan mata kuliah tambahan yang di namakan Character Building Profesional Development. Dalam mata kuliah Character Building ini terdapat beberapa teori bagaimana menjadi pribadi profesional yang kami terapkan dalam tindakan sosialisasi kami terhadap siswa dan siswi SMK berupa pengenalan dan sosialisasi tentang Kartu Jakarta Pintar.

Pertama adalah utilitarianisme yang membahas akan perbuatan apa saja yang bisa di anggap baik secara moral dan perbuatan apa saja yang bertentangan dengan moral, menurut dua filsuf inggris yakni jeremy bentham dan john sturt milt jika suatu perbuatan itu dapan mendatangkan kebahagiaan dan kebahagiaan itu dinikmati oleh sebagian besar orang, maka perbuatan tersebut dikategorikan sebagai perbuatan etis , namun jika perbuatan tersebut hanya bisa di nikmati oleh segelintir orang maka perbuatan tersebut tidak pernah dianggap baik secara etis. secara tidak langsung kami menanamkan perbuatan baik menurut etis dan berharap dengan ada nya sosialisasi tersebut siswa dan siswi smk dapat mengerti dan memahami apa tujuan Kartu Jakarta Pintar dan tidak menyalah gunakan untuk keinginan pribadi karena itu bukan lah suatu perbuatan yang tidak di anggap baik secara etis.

Kedua adalah Duty Based Ethics Theory yang membahas tentang kewajiban, sebenarnya jika kita membicarakan tentang kewajiban akan sangat luas namun di sisi ini kami ingin menerapkan bahwa suatu kewajiban harus kita laksanakan bukan karena terpaksa namun karna kita memang harus melaksanakan hal tersebut. contoh nya adalah korupsi, bukan karena takut akan hukuman atau sangksi sosial dan moral namun kita menolak hal seperti korupsi karena kita memang wajib dilakukan. sama seperti point pertama di sini kami lebih menekankan kembali terhadap penyalah gunaan kartu jakarta pintar.

Ketiga adalah Rights-Based Ethics Theory yang membahas akan sisi lain dari kewajiban, kewajiban seseorang biasanya serentak berarti juga hak dari orang lain. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. entah menjabat sebagai raja atau lahir dengan darah bangsawan atau ekonomis yang sedang, dari segi martabatnya tidak ada perbedaan dan pada akhirnya tidak boleh diperlakukan secara berbeda. di sini kita juga ingin menjelaskan hak hak apa saja yang dimiliki oleh para siswa dan siswi SMK penerima Kartu Jakarta pintar.

b. Persiapan untuk kegiatan dan pembelajaran apa yang diterapkan dari Character Building: Professional Development
Dikarenakan bahan sosialisasi sudah di siapkan oleh TFI maka kami sebagai tim sosialisasi adalah mencoba memahami dan mencari info terbaru seputar Kartu Jakarta Pintar. Kami juga melakukan beberapa kali pertemuan bersama satu tim agar pada saat kami sosialisasi ke siswa dan siswi SMK kami memiliki jalan pikiran yang sama sehingga apa yang akan kami presentasi kan tidak terdapat kesalahan pengertian di antara masing masing siswa siswi SMK.

Kami juga menyiapkan beberapa cara agar presentasi tidak berjalan membosankan , yang tentunya akan sangat mempengaruhi daya serap siswa dan siswi SMK akan apa yang kita presentasikan.

c. Metode pengajaran yang diterapkan
Seperti yang kami jelaskan di awal, kelompok kami akan melakukan sosialisasi tentang Kartu Jakarta Pintar. Mengenai persiapan tentang itu pun TFI telah mempersiapkan sekolah yang akan kami sosialisasikan dan materi yang akan disampaikan. Setelah kami mendaftarkan kelompok kami pada website TFI, akhirnya kami mendapatkan sekolah dimana sekolah itu akan menjadi tempat sosialisasi kami mengenai Kartu Jakarta Pintar, yaitu SMK Muhammadiyah 5 Jakarta.

Pertemuan hari pertama dengan SMK Muhammadiyah 5 Jakarta tentang sosialisasi ini, membahas tentang masalah perizinan dari kami kepada pihak sekolah mengenai sosialisasi Kartu Jakarta Pintar ke SMK yang bersangkutan. Pada tanggal 22 Maret 2016, kami melakukan persiapan sosialisasi kami ini dengan pergi ke sekolahnya untuk mendapatkan perizinan dari pihak sekolah. Setelah tiba di SMK Muhammadiyah 5 Jakarta, kami langsung menemui pihak SMK Muhammadiyah 5 Jakarta. Kami disambut oleh kepala sekolah SMK Muhamadiyah 5 Jakarta, yaitu Ibu Siti Fathonah. Beliau sangat menyambut kami dengan hangat. Setelah itu, pembahasannya pun dimulai. Kami menginformasikan kepada beliau tentang maksud sosialisasi kami. Setelah itu kami membahas tentang tanggal dimana kami bisa melaksanakan sosisalisasi atau pengajaran kami mengenai Kartu Jakarta Pintar. Akhirnya, kami mendapatkan tanggal 28 Maret 2016 dikarenakan padatnya jadwal dari pihak sekolah dimana pihak sekolah akan mempersiapkan siswa-siswinya untuk menghadapi Ujian Nasional.

Selanjutnya, kami mengajukan pertanyaan tentang informasi yang ada di sekolah tersebut. SMK Muhammadiyah 5 Jakarta menginformasikan bahwa mereka mempunyai sekitar 150 siswa yang mempunyai Kartu Jakarta Pintar. Informasi ini kami gunakan untuk lebih mempersiapkan materi kami secara maksimal dan mengetahui berapa banyak target kami untuk melakukan sosialisasi Kartu Jakarta Pintar ini. Selanjutnya, kami melanjutkan pembahasan kami mengenai informasi-informasi yang patut kami ketahui demi kelancaran proses pengajaran dan sosialisasi Kartu Jakarta Pintar. Ibu Kepala Sekolah memberi tahu bahwa ada 2 ruangan yang bisa dipakai untuk sosialisasi dan bisa menampung 30-40 anak per ruangan. Karena itu, kami harus membagi sesi sosialisasi menjadi 2 kelas. Maka dari itu, kami melakukan metode pengajaran di kelas, dimana kita mempresentasikan materi sosialisasi Kartu Jakarta Pintar, dan mempersiapkannya sedemikian rupa supaya pengajaran tersebut asik dan tidak membosankan, serta apa yang kami ajarkan bisa berguna bagi mereka. Dengan sosialisasi ini, kami berharap siswa-siswi dapat menggunakan Kartu Jakarta Pintar dengan baik dan benar.

Untuk metode pengajaran di kelas ini, juga ada sisi positif dan sisi negatif. Sisi baiknya adalah kami dapat menjangkau lebih banyak anak-anak dalam sekali presentasi. Di satu sisi yang lain, kami tidak tahu mengenai apakah mereka benar-benar mengerti apa yang kami sosialisasikan dan ajarkan kepada mereka. Masalah ini kami atasi dengan memberikan pretest dan posttest kepada siswa-siswi untuk mengetes pembahaman mereka mengenai penggunaan Kartu Jakarta Pintar yang benar.

d. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Hasil Survei / Narasumber
Kinerja kami dalam melakukan sosialisasi ini tidak hanya datang dan mempresentasi apa yang telah di persiapkan oleh TFI itu sendiri tapi kami juga memikirkan hal-hal yang akan terjadi dengan informasi yang ada. Setelah kami mengetahui informasi yang ada, kami langsung membagi tugas yang akan kami lakukan demi melancarkan sosialisasi kami. Adapun metode pengajaran kelas yang akan kami lakukan dibagi ke dalam 2 kelas. Maka dari itu, kami membagi tim kami menjadi 2 kelompok untuk memegang 2 kelas yang berbeda, karena sosialisasi dilakukan pada hari dan jam yang sama. Kelas besar, yaitu kelompok 1, diisi oleh Vincent Limonty (selaku ketua kelompok), Anneke Dwi Sesarika Rahmanto, Arthur Gilbert Wongka, dan Yonathan Condro. Sedangkan kelompok 2, yang diadakan di aula, diisi oleh Veronica Ong, Ibnoe Rafeylito, Genesius Hartanto, dan Christian Anthony. Masing-masing dari tiap anggota kelompok telah ditentukan peran dimana kami menyetujui untuk melakukan tugas tersebut. Perencanaan pembagian tugas untuk sosialisasi adalah sebagai berikut:
- Vincent Limonty (kelompok 1) dan Ibnoe Rafeylito (kelompok 2), sebagai orang yang mempresentasikan sosialisasi tersebut
- Anneke Dwi Sesarika Rahmanto (kelompok 1) dan Ibnoe Rafeylito (kelompok 2), sebagai pembantu pembicara sosialisasi Kartu Jakarta Pintar.
- Yonathan Condro (kelompok 1) dan Christian Anthony (kelompok 2), sebagai operator slide dan divisi keamanan.
- Arthur Gilbert Wongka (kelompok 1) dan Genesius Hartanto (kelompok 2), sebagai bagian dokumentasi dan support.
Sebelum hari kedua, yaitu kegiatan sosialisasi, kami membahas apa saja yang harus kami lakukan untuk mempersiapkan kegiatan sosialisasi.
Rangkaian kegiatan pada hari pertama (perizinan sosialisasi Kartu Jakarta Pintar di SMK Muhammadiyah 5 Jakarta) berlangsung dengan lancar.



EVALUASI
Evaluasi Eksternal:
Berdasarkan dari narasumber kepala sekolah, kami melaksanakan permintaan izin dan perundingan waktu dan tempat dengan lancar. Kami juga datang di waktu yang telah dijanjikan dengan kepala sekolah. Dalam evaluasi ini, kepala sekolah menyatakan bahwa kegiatan berhasil dilaksanakan dengan tertib dan lancar.

Dari pernyataan dari ibu kepala sekolah dapat disimpulkan bahwa kami melakukan proses negosiasi dengan sekolah dengan baik. Kami telah melakukan proses perizinan yang meliputi proses negosiasi dengan kepala sekolah mengenai tanggal yang akan dipilih untuk melakukan sosialisasi di hari kedua, hal-hal yang perlu disiapkan untuk sosialisasi, masalah-masalah teknis mengenai rangkaian acara pada hari kedua, dan informasi mengenai siswa-siswi SMK Muhammadiyah 5 Jakarta (jumlah siswa yang menggunakan KJP dan jumlah kelas).

Ibu Kepala Sekolah dari SMK Muhammadiyah 5 Jakarta tidak mengomentari mengenai hal yang harus diperbaiki lagi untuk kegiatan selanjutnya, karena menurut beliau kegiatan hari pertama sudah dilakukan dengan tertib dan lancar.

Evaluasi Internal:
Berdasarkan evaluasi mengenai anggota-anggota tim ini, kami semua berhasil datang tepat waktu pada saat permintaan izin ke SMK Muhammadiyah 5 Jakarta untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi Kartu Jakarta Pintar di sekolah yang bersangkutan. Seluruh anggota tim, dalam pertemuan dengan ibu kepala sekolah, juga telah berhasil menanyakan dan mendiskusikan hal-hal yang harus dipersiapkan untuk kegiatan sosialisasi nantinya.

Pada kegiatan pertama ini, kami menyimpulkan bahwa kami sudah berperilaku professional karena telah melakukan proses diskusi dengan baik.

Hal yang perlu kami kembangkan lagi untuk kegiatan berikutnya adalah persiapan materi. Kami kurang memikirkan hal-hal teknis yang mau ditanyakan ke pihak SMK Muhammadiyah 5 Jakarta, sehingga butuh partisipasi yang aktif dari seluruh anggota kelompok untuk menutupi kelemahan itu.
Kami harus memastikan bahwa persiapan materi ini dilaksanakan untuk hari kedua, yaitu sosialisasi Kartu Jakarta Pintar.


PENUTUP
a. Hasil Kegiatan
Dalam kegiatan hari pertama ini, yaitu perizinan untuk melakukan sosialisasi Kartu Jakarta Pintar di SMK Muhammadiyah 5 Jakarta, kita berhasil melakukan perjanjian dengan sekolah untuk mengajar siswa-siswi SMK Muhammadiyah tentang penggunaan Kartu Jakarta Pintar yang benar.
Meskipun jadwal akademik yang padat dari SMK Muhammadiyah 5 Jakarta karena Ujian Nasional yang akan dihadapi siswa-siswi sekolah SMK Muhammadiyah 5 Jakarta, kami berhasil mendapatkan satu tanggal yang cocok untuk melakukan sosialisasi Kartu Jakarta Pintar, yaitu pada tanggal 28 Maret 2016, hari Senin.

Setelah berdiskusi, kami juga diberi kesempatan untuk melakukan sosialisasi tanggal 28 Maret 2016 dengan membagi sesi sosialisasi menjadi 2: satu sesi untuk kelas 10 (SMK 1) dan satunya lagi untuk siswa kelas 11 (SMK 2). Siswa kelas 12 (SMK 3) tidak diikutsertakan pada kegiatan ini karena kelas yang bersangkutan harus menyiapkan diri untuk Ujian Nasional. Pihak SMK Muhammadiyah 5 Jakarta juga menginformasikan bahwa jumlah peserta yang akan mengikuti sosialisasi Kartu Jakarta Pintar adalah 115 orang.

Dari hasil diskusi ini juga, kami memutuskan untuk melakukan sosialisasi Kartu Jakarta Pintar dengan laptop dan proyektor untuk menampilkan penjelasan mengenai Kartu Jakarta Pintar dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Proyektor dipinjam oleh pihak SMK Muhammadiyah 5 Jakarta untuk kelancaran kegiatan sosialisasi.

b. Kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan
Untuk melakukan perizinan, kami harus berhubungan dengan pihak eksternal dari Binus University, yaitu para staff dan Ibu Siti Fathonah, yang merupakan Kepala Sekolah dari SMK Muhammadiyah 5 Jakarta.

Dalam kegiatan ini, kami berhasil bernegosiasi untuk mendapatkan satu tanggal dimana pihak SMK Muhammadiyah 5 Jakarta dan pihak tim kami, dapat melakukan sosialisasi Kartu Jakarta Pintar untuk sesi selanjutnya. Dalam kegiatan ini, kami juga berdiskusi mengenai hal-hal yang harus dipersiapkan untuk sosialisasi Kartu Jakarta Pintar, baik dari pihak tim kami, maupun pihak SMK Muhammadiyah 5 Jakarta.

Sebagai mahasiswa yang menjalankan aktivitas sosialisasi Kartu Jakarta Pintar, kami wajib bersikap profesional dan komitmen dalam mengerjakan tugas kami, yaitu menuntaskan tanggung jawab kami dari awal sampai selesai (dari perizinan dengan sekolah sampai selesainya sosialisasi Kartu Jakarta Pintar dengan sekolah bersangkutan).

Sebagai mahasiswa Binus University, kami juga wajib bersikap profesional karena membawa nama Binus University dan atribut jaket almamater Binus University. Kegiatan ini mengharuskan kami untuk berurusan dan bernegosiasi dengan pihak luar, sehingga membutuhkan profesionalitas untuk menunjukkan pihak lain, dalam hal ini yaitu SMK Muhammadiyah 5 Jakarta, bahwa kami berkomitmen untuk melakukan sosialisasi Kartu Jakarta Pintar. Dengan menunjukkan profesionalitas, kami juga berharap dapat menjadi contoh mahasiswa Binus University yang baik, dan dapat mengharumkan nama Binus University.

c. Next to do
Dalam kegiatan ini, tim kami merasa bahwa kegiatan sudah berjalan dengan baik. Seluruh tim berhasil menunjukkan profesionalitas dalam negosiasi dengan Ibu Siti Fathonah, yaitu Kepala Sekolah dari SMK Muhammadiyah 5 Jakarta. Kami memastikan bahwa setiap anggota menyapa dan berpamitan dengan sopan ketika mengunjungi dan meninggalkan sekolah dalam kegiatan pertama ini.
Dalam kegiatan ini juga, seluruh tim aktif bertanya mengenai hal-hal yang harus dipersiapkan untuk hari H sosialisasi Kartu Jakarta Pintar, baik yang sederhana, sampai hal-hal teknis. Berkat kerjasama tim dalam hal bernegosiasi juga, kami berhasil mendapatkan tanggal yang cocok untuk melakukan sosialisasi Kartu Jakarta Pintar yang tidak menganggu kegiatan sekolah SMK Muhammadiyah 5 Jakarta.

Salah satu perbaikan yang mungkin dapat kelompok kami lakukan adalah mengenali rute SMK Muhammadiyah 5 Jakarta dengan lebih baik. Hal ini disebabkan karena tim kami sama sekali belum pernah mengunjungi SMK Muhammadiyah 5 Jakarta sebelumnya, dan hanya mengandalkan Google Maps untuk melakukan perjalanan dari Binus University menuju SMK Muhammadiyah 5 Jakarta. SMK Muhammadiyah 5 Jakarta juga terletak di gang kecil yang susah dimasuki mobil, sehingga tim kami kesulitan untuk menemukan sekolah tersebut pada kegiatan pertama ini. Dengan lebih mengetahui rute perjalanan menuju sekolah yang bersangkutan, kami tentunya dapat lebih mempersingkat waktu perjalanan dari Binus University menuju SMK Muhammadiyah 5 Jakarta, dan memandu pengemudi kami (jika kami berencana menggunakan GrabCar lagi untuk kegiatan selanjutnya) jika ia tidak tahu rute untuk menuju ke sekolah yang bersangkutan.

d. Informasi berapa jumlah peserta
Jumlah peserta pada kegiatan pertama (perizinan dengan SMK Muhammadiyah 5 Jakarta) ada 10 orang, meliputi:
1. Pihak SMK Muhammadiyah 5 Jakarta
- Ibu Siti Fathonah, sebagai Ibu Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 5 Jakarta
- Asisten dari Ibu Siti Fathonah, yang membantu mencatat hasil diskusi antara tim kami dengan Ibu Siti Fathonah untuk pihak SMK Muhammadiyah 5 Jakarta
2. Pihak Binus University
- Vincent Limonty, sebagai ketua dari tim Character Building: Professional Development kami untuk project program sosialisasi Kartu Jakarta Pintar.
- Anneke Dwi Sesarika Rahmanto, sebagai anggota dari tim Character Building: Professional Development kami untuk project program sosialisasi Kartu Jakarta Pintar.
- Arthur Gilbert Wongka, sebagai anggota dari tim Character Building: Professional Development kami untuk project program sosialisasi Kartu Jakarta Pintar.
- Christian Anthony, sebagai anggota dari tim Character Building: Professional Development kami untuk project program sosialisasi Kartu Jakarta Pintar.
- Genesius Hartanto, sebagai anggota dari tim Character Building: Professional Development kami untuk project program sosialisasi Kartu Jakarta Pintar.
- Ibnoe Rafeylito, sebagai anggota dari tim Character Building: Professional Development kami untuk project program sosialisasi Kartu Jakarta Pintar.
- Veronica Ong, sebagai anggota dari tim Character Building: Professional Development kami untuk project program sosialisasi Kartu Jakarta Pintar.
- Yonathan Condro, sebagai anggota dari tim Character Building: Professional Development kami untuk project program sosialisasi Kartu Jakarta Pintar.

Jumlah peserta yang akan mengikuti sosialisasi Kartu Jakarta Pintar pada sesi kedua berjumlah 115 orang.



Saturday, May 23, 2015

Charitivity: Day 4 Recycling Education

Welcome back to the series of Charitivity posts! Today, I'm going to talk about our last and final day in the Hati Suci Foundation. Today was our last day teaching the children of Yayasan Hati Suci.

If you remember from last week, we were told to build a miniature background for the robots. Since the house wasn't fully finished yet, they were told to finish the miniature in one week's time. The miniature was going to be submitted and judged today.

Me and my groupmates were pretty satisfied with our progress last week since we made such a big house for the robots. It wasn't easy work, and everyone had put a lot of effort into it. We didn't think that the house could get any better, but our teammates from Hati Suci amazed us when we arrived on site!









We were all amazed by their final result! Everything was so perfectly organized, and the house looks so lively! They even decorated the interior with so much effort. I was so amazed that I kept on taking pictures of the house. We were also surprised that they had gone so far as to finishing the storyline for the miniature by themselves already. Everything was carefully thought out, each part of the building having their own meaning. Who could have imagined that you can make such a great work by just using recycle-able items? Well, at least I didn't, I was full of awe at that time.

The house name was Robot Family, and like its name, this house is made especially for robots. Since the job of the robots are to protect humans, the children from our group thought that it would be better if the robots also had something to protect them, like a house. There is a small pool in front of the house to symbolize that there are also animals living in the sea, besides land. There is also a bridge to connect land and the pool, meaning that even though they live in different areas, they are still one.

Since our group had finished their work, we waited until the other groups have finished with the final touches of their work while chit chatting with one another.

Once everyone had finished their miniatures, we were all told to present our miniatures and the storyline behind it.


This team created a miniature where the robots are trying to protect their environments. The battle was so harsh that the entire environment is engulfed in flames.


The second team created a miniature where the robots are trying to protect their city also, but there was no war in this miniature. What's amazing about this group's miniature is that the windmill actually works!


The third group created a miniature shaped like a forest, where it was based on a verse from the Bible about four knights protecting a treasure in between. The verse tells us that the treasure is ourselves, and that we have to treasure our own self because we are a creation of God.


The next group made a ship which brings peace to the land it lands upon. Which is why there are paper cuts of people holding hands together.

Do you see something familiar? 4 huge towers colored orange, blue, green, and purple?
Yes! Those towers are a miniature of Binus Square! This team created a miniature mixing features of Binus Square and the Hati Suci Foundation. They also explained much about Binus Square during their presentation.

Our group also went ahead and presented our miniature along with its storyline just as we planned. I don't have the picture, since we were all having our presentation in front of the audience.

Afterwards, the judges are allowed to do their scoring to see which creation is the most well made. Frankly speaking, I was pretty confused too because all the groups did a fine job in creating their miniatures.

While waiting, we were entertained by a series of performances from members of BSSC (Binus Square Student Committee).



Surprisingly, there were not only performances from BSSC, but also from the children of the Hati Suci Foundation.



They sang 2 pieces of songs. The songs were really nice to hear, and has a meaningful background to it too. Everyone was really in sync when singing the song too!

After the performances, the judges, which are the staff from the PDC team, finally went on stage to announce the winner.



And to our surprise, the winner is our team: Robot Family! We were all surprised and so happy at the same time because our hard work did pay off in the end. It was also thanks to the children of Hati Suci in our group who gave their very best in creating the miniature of the robot house. Their creativity knew no limits and they had the strong motivation to turn that creativity into a real work of art.

After the winner announcement session, we were given snacks to eat together, while talking to each other since it is our last day there.

As usual, we ended our day with a group photo session with everyone else. It was sad since it was our last day together, but we had so much fun there, and the experience was worth it. Some even cried since it was the last day already. Though it is sad, it is also nice to know that everyone really had fun during the Charity activity.

I learned that we should not try to judge other people by their cover. This can be seen during my first visit to the foundation. I never thought that the children could be so active and creative. Most of them are really friendly too. The children kept amazing me with their initiative, sense of responsibility, and design.

It was also good to learn that recycled items actually have the potential to produce such an amazing creation. It would actually do good if society realize this potential, perhaps we might not have so much trash lying around, and even create more creative things through recycled items.

I had a really great time these four days in Charitivity. And with the end of these series of Charitivity events, also ends the series of posts about said event. Thank you to Binus Square, Duta Binusian, Hati Suci Foundation, and Lumintu Community for the amazing event and experience.

See you on my next post soon!